ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. “W” UMUR 53 TAHUN DENGAN DIABETES MELLITUS
DI RUANG MELATI 5 RS. BHAYANGKARA LUMAJANG
PERIODE 28 JULI – 03 AGUSTUS 2013
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik
Kebidanan I
Pembimbing Klinik :
Ari Nur Evriyanti, Amd. Keb.
Disusun Oleh:
Nama : Irma Afianti
NIM : 104.12.072
AKADEMI KEBIDANAN SAKINAH PASURUAN
DI KABUPATEN LUMAJANG
Jl. Citarum, Suko - Jogoyudan
Telp. 085334812313 – 085334812314
Tahun Akademik 2012 / 2013
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. “W” UMUR 53 TAHUN DENGAN DIABETES MELLITUS
DI RUANG MELATI 5 RS. BHAYANGKARA LUMAJANG
PERIODE 28 JULI – 03 AGUSTUS 2013
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik
Kebidanan I
Pembimbing Klinik :
Ari Nur Evriyanti, Amd. Keb.
Pembimbing Akademik :
Fika Wahyu Neri, S. ST., MMKes.
Disusun Oleh:
Nama : Irma Afianti
NIM : 104.12.072
AKADEMI KEBIDANAN SAKINAH PASURUAN
DI KABUPATEN LUMAJANG
Jl. Citarum, Suko - Jogoyudan
Telp. 085334812313 – 085334812314
Tahun Akademik 2012 / 2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktik ini Telah
Disetujuai oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik, di Lumajang pada:
Rabu, 21 Agustus 2013
Pembimbing
Akademik Pembimbing
Klinik
Fika Wahyu Neri, S. ST., MMKes. Ari Nur Evriyanti, Amd. Keb.
Mengetahui
Koordinator Bagian Kurikulum
Akademi Kebidanan Sakinah
Di Lumajang
Fika Wahyu Neri, S. ST., MMKes.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan laporan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “W” Umur 53 Tahun
DENGAN DIABETES MELLITUS di ruang MELATI 5 RS. Bhayangkara Lumajang”.
Laporan
ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan
program Praktek Klinik Kebidanan I Akademi Kebidanan Sakinah di Lumajang.
Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan semua pihak,
untuk itu penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu
Komisaris Polisi drg. Dwi Miyarsih MARS selaku Kepala Rumah Sakit di RS.
Bhayangkara Lumajang.
2.
Ibu
PENDA 1 dr. NI MD Gita Indra Yanthi selaku Wakil Kepala Rumah Sakit di RS.
Bhayangkara Lumajang.
3. Bapak
Djohari Irianto, SE. selaku pengelola Akademi Kebidanan Sakinah dan Akademi
Keperawatan Kosgoro di Lumajang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing penyusun dalam menyelesaikan
laporan ini.
4.
Bapak
DN. Andriyanto, S.Kep. Ners selaku Kaur Diklat di RS. Bhayangkara Lumajang.
5.
Ibu.
Ari Nur Evriyanti, Amd. Keb. selaku Pembimbing Klinik di IRNA II dan
koordinator Praktek Klinik Kebidanan 1 di RS. Bhayangkara Lumajang.
6.
Ibu Fika Wahyu Neri Hendri Amin, S. ST., MMKes.
selaku koordinator Kurikulum dan dosen Pembimbing Akademik Akademi Kebidanan
Sakinah di Lumajang.
7.
Semua Staf RS. Bhayangkara Lumajang yang telah membantu dalam
pembuatan tugas ini.
8.
Staf
Akademi Kebidanan Sakinah Lumajang
9.
Orang
tua yang telah memberi doa restu dalam
menyelesaikan laporan ini.
10.
Teman-teman
dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan selesainya laporan ini
penyusun menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi terselesainya laporan ini.
Lumajang,
Agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Diabetes mellitus merupakan
suatu penyakit gangguan metabolisme yang secara klinis dan genetik termasuk heterogen dan manifestasi klinis berupa hilangnya toleransi karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh
kekurangan insulin secara relatif penyakit ini berkaitan
erat dengan sistem metabolisme yang abnormal, sehingga memerlukan
pengobatan seumur hidup dan memerlukan ilmu serta ketrampilan khusus untuk
mengetahui respon yang ditimbulkan (Prince, 2005, hal : 105).
Diabetes mellitus masih
menjadi masalah kesehatan, hal ini dikarenakan penyakit ini dapat timbul secara
perlahan-lahan sehingga klien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti poliuria, polifagia dan polidipsi, dan gejala – gejala
tersebut dapat berlangsung lama tanpa adanya perhatian oleh penderitanya,
sampai kemudian klien tersebut berobat ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darah. Penyakit ini dapat mengenai
semua organ tubuh dan dapat menimbulkan keluhan dengan gejala yang bervariasi.
Pada diabetes mellitus juga sering terjadinya ulkus yaitu sering dikenal dengan istilah gangren dimana terjadinya luka (nekrosis jaringan) dan luka tersebut sangat
sulit untuk sembuh dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderita bila tidak
diobati dengan baik (Hartanto, 2007).
Indonesia
merupakan Negara yang menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina,
Amerika serikat, dimana Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus diabetes mellitus
diseluruh dunia mencapai 239 juta dengan jiwa dan insiden prevalensi diabetes
mellitus di Indonesia
mencapai 110,4 juta penderita dan Indonesia diperkirakan pada tahun 2015 akan
mencapai 113,4 juta penderita (Yustanti, 2008).
Departemen
Kesehatan RI (2008), menyebutkan bahwa jumlah pasien diabetes mellitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah
sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4% wanita
hamil menderita diabetes. Data Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
dari berbagai penelitian epidemiologi sebagaimana diungkapkan Ketua Pengurus
Besar Perkeni dr Sidartawan Soegondo, SpPD, menunjukkan sekitar tahun 2006
prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun
adalah 1,5-2,3%. Dan hasil penelitian tahun 2008 di kota Surabaya mendapatkan prevalensi 1,43% pada
penduduk di atas 20 tahun. Di pedesaan Jawa Timur tahun 2008, prevalensinya
1,47%. Sedangkan hasil penelitian di Jakarta menunjukkan adanya peningkatan
prevalensi diabetes dari 1,7% (2007) menjadi 5,7% (2008).
Sementara di Depok dan Jakarta,
tahun 2008 angkanya 12,8%. Prevalensi diabetes di Makassar meningkat dari 1,5% (2007)
menjadi 2,9% pada tahun 2008 (Hidayat, 2009).
Untuk
itu penyusun tertari untuk meneliti dan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan diabetes mellitus.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana mahasiswa melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan data subjektif dan data objektif pada pasien
dengan diabetes mellitus ?
2. Bagaimana mahasiswa menganalisa data
yang diperoleh?
3. Bagaimana mahasiswa merumuskan
diagnosa keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus ?
4. Bagaimana mahasiswa membuat rencana
tindakan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus ?
5. Bagaimana mahasiswa melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana?
6. Bagaimana mahasiswa mengevaluasi
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan?
1.3
TUJUAN
1.3.1
Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu mengetahui, memahami dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diabetes mellitus.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian yaitu
mengumpulkan data subjektif dan data objektif pada pasien dengan diabetes
mellitus.
2. Mampu menganalisa data yang
diperoleh.
3. Mampu merumuskan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus.
4. Mampu membuat rencana tindakan
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus.
5. Mampu melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana.
6. Mampu mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan.
1.4
MANFAAT
1.4.1 Penyusun
a.
Penyusun dapat lebih memahami
tentang cara-cara perawatan pada diabetes mellitus.
b.
Penyusun dapat lebih memahami tentang bagaimana cara penulisan asuhan
keperawatan dengan benar.
1.4.2 Institusi
Dapat mengukur tingkat
kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan praktek di lapangan.
1.4.3 Lahan Praktek
Ikut berpastisipasi dalam
dunia pendidikan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional dan
kompeten.
1.4.4 Pasien
a.
Memperoleh pengetahuan tentang kesehatannya melalui KIE yang dilakukan
oleh para mahasiswa.
b.
Merasa terbantu dengan tindakan yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam
merawat pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah Keadaan hiperglikemia kronik disertai sebagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh
darah disertai lesi pada membran balasis dalam pemeriksaaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer, 2001, hal : 581).
Menurut Smeltzer (2001) diabetes
mellitus adalah sekelompok
kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam dalam
darah jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang
dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang diproduksi pancreas
untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya.
Lebih lanjut Prince (2005), mendefinisikan diabetes
mellitus sebagai suatu
penyakit gangguan metabolisme yang secara klinis dan genetik
termasuk heterogen dan manifestasi klinis berupa hilangnya toleransi
karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin secara relatif penyakit ini berkaitan
erat dengan system metabolisme yang abnormal,
sehingga memerlukan pengobatan seumur hidup dan memerlukan ilmu serta
ketrampilan khusus untuk mengetahui respon yang ditimbulkan.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka
penulis menyimpulkan bahwa diabetes
mellitus adalah suatu
gangguan metabolisme yang
terjadi karena sekresi insulin dalam tubuh manusia yang tidak dapat
ditoleransi oleh tubuh dan dapat menyebabkan seseorang untuk mengeluarkan
glukosa yang berlebihan yaitu mempunyai gejala 3 P (poliuria, polifagia, polidipsia)
dimana akan terjadi penurunan berat badan yang drastis tanpa adanya peningkatan
berat badan jika tidak dilakukan pengaturan diit makanan yang dikonsumsi secara
teratur.
Menurut Supari (2007), bahwa gangren adalah
jaringan nekrosis atau
jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri
pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai
akibat proses inflamasi yang memanjang, perlukaan (digigit serangga, kecelakaan
kerja atau terbakar), proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik
diabetes mellitus.
2.2 ETIOLOGI
Menurut Smeltzer (2001, hal: 1224) penyebab
terjadinya diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
a. Faktor genetik : mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan ditemukan pada genetic dan ditemukan pada individu
yang memiliki tipe anti gen HLA (Human Anti Gen) tertentu.
b. Faktor imunologi : Respon abnormal dimana anti bodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan : faktor eksternal dapat memicu destruksi sel
beta.
Supari (2007) menyebutkan bahwa gangren ditimbulkan oleh beberapa faktor
antara lain, yaitu :
a. Adaya emboli pembuluh darah besar arteri pada
bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti.
b. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit
serangga, kecelakaan kerja atau terbakar).
c. Proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus.
2.3 KLASIFIKASI
Menurut Smeltzer
(2001, hal :1224), menyebutkan bahwa diabetes mellitus terdiri dari beberapa jenis diantaranya, yaitu :
a. Diabetes
mellitus tipe I : diabetes
mellitus bergantung insulin (Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM).
b. Diabetes
mellitus tipe II :
diabetes mellitus tidak bergantung insulin.
c. Diabetes
mellitus yang berhubungan
dengan keadaaan atau sindrom lainnya.
d. Diabetes
Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus (EGM).
2.4 PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer (2001, hal :1223),
patofisiologi dari penyakit diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
a. Diabetes mellitus tipe I : pada
diabetes mellitus tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh auto
imun. Hiperglikemia-puasa terjadi akibat
produksi glukosa yang tidak teratur oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
b. Diabetes Mellitus tipe II : pada diabetes mellitus tipe
II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin,
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan
terikat reseptor tersebut
maka akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel sehingga resistensi insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.
Sutjahjo (2008), mengatakan bahwa patofisiologi gangren terjadi karena adanya kerusakan endotel dan
hal ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis,
selanjutnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Ischemia atau gangren pada kaki diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan mikro trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang bersal dari plak atheromatous dan obat-obat vasopressor
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Mansjoer (2001, hal 581), menyebutkan bahwa
manifestasi klinis yang timbul pada penderita diabetes mellitus yaitu dengan gegala khas berupa polifagia,
poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan menurun serta timbul keluhan
kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensi pada pria, dan pruritus
vulva pada wanita.
Menurut Soeatmaji (2006), gangren ditandai
dengan terjadi luka pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula
yang hemoragik kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus.
2.6 PENATALAKSANAAN
Menurut Mansjoer (2001, hal : 583),
penatalaksanaan pada diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Makan (Meal Planning)
Pada Consensus Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) telah ditetapkan bahwa
standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa
karbohidrat (60-70 %), protein (10-15 %), dan lemak (20-25 %). Apabila diperlukan, santapan dengan komposisi karbohidarat sampai 70-75 %
juga memberikan hasil yang baik, terutama untuk golongan ekonomi lemah. Jumlah
kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan
kegiatan jasmani untuk mencapai berat badanideal. Jumlah kandungankolestrol , 300 mg/hari,jumlah kandungan serat ,
25 gr/hari dan diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila
terdapat hipertensi serta
pemanis dapat digunakan secukupnya.
b. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali
tiap minggu kurang lebih 30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Interval, Progresif, Edurance
Training). Latihan dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti,
otot-otot berkontrkasi dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak
cepat dan lambat, beransur-ansur dari sedikit keletihan yang lebih berat secara
bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dipilih adalah jalan
kaki, jogging,lari renang, bersepeda dan mendayung serta sedapat mungkin
mencapai zona sasaran atau zona latihan (75-85 % deyut nadi maksimal).
c. Obat Hipoglikemik
Jika pasien telah melakukan pengaturan
makanan dan kegiatan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih
belum baik dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan).
Adapun jenis dari obat-obatan hipoglikemik
oral (OHO), yaitu :
1) Sulfonilurea
2) Binguanid
3) Inhibitor
Glukosidase
4) Insulin
Sensitizing Agen
2.7 KOMPLIKASI
Mansjoer (2001, hal :
582), menyebutkan bahwa komplikasi pada diabetes mellitus diantaranya, yaitu :
a. Akut,
meliputi :
1) Koma Hipoglikemia
2) Ketoasidosis
3) Koma Hiperosmolar
4) Koma Hiperosmolar Ketotik
b. Kronik
1) Makroangiopati : mengenai pembuluh darah besar
(pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak).
2) Mikroangiopati : mengenai pembuluh darah kecil (retinopati diabetik,nefropati diabetik).
3) Neuropati diabetik dan kaki diabetik
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data MRS
Hari / tgl : Jum’at / 26 Juli 2013
Jam : 06.30 WIB
No register : 3652
3.1 PENGKAJIAN
DATA
Hari / tgl : selasa / 30 juli 2013
Jam : 15.15 WIB
Ruang : Melati 5
Pengkaji : Irma Afianti
A.
Data
subjektif
1.
Biodata
Identitas
Pasien
Nama :
Tn. W
Umur :
53 Tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : POLRI, AIPDA / 600 80115 /
polsek yoso
Agama : Islam
Suku
Bangsa : Jawa
Alamat : Yosowilangun Lor Rt/Rw 22/6
Yosowilangun
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. “S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat :
Yosowilangun Lor Rt/Rw 22/6 Yosowilangun
Suku Bangsa : Jawa
2.
Riwayat
Keperawatan Keluarga
1)
Keluhan Utama
Ø keluhan saat MRS
Pasien mengatakan nyeri pinggang kiri, rasanya seperti
ditusuk-tusuk, semakin tidak nyaman saat dibuat bergerak, dan terjadi sejak 5
hari yang lalu.
Ø Keluhan saat ini
Pasien mengatakan badanya terasa panas dingin
seperti terbakar terjadi sejak tadi pagi, pasien juga mengatakan kaki kirinya
terasa cenut-cenut.
2)
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan pinggangnya terasa
nyeri dan cekit-cekit setiap kali dibuat bergerak, dan sejak lima hari yang
lalu pinggang kirinya semakin sakit dan tidak bisa dibuat bergerak, karena
semakin parah, akhirnya pasien dibawa ke RS Bhayangkara Lumajang oleh
keluarganya pada hari jum’at tanggal 26 Juli 2013 jam 06.30 WIB.
3)
Riwayat penyakit masa lalu
Pasien mengatakan pernah mengalami
sakit seperti ini, hanya saja tidak separah ini.
4)
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti asma, kencing manis, darah
tinggi, dan tidak ada penyakit yang menular seperti PMS, TBC, hepatitis, dll
serta tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti jantung.
5) Pola fungsi kesehatan
a. pola persepsi dan tata laksana kesehatan
o Sebelum MRS
Pasien mengatakan
bahwa apabila ada anggota keluarganya yang sakit dibawa ke Puskesmas atau
dokter, tapi apabila hanya menderita sakit ringan, cukup diobati dengan obat
yang dibeli di warung.
o Selama MRS
Pasien mengatakan
telah mendapatkan terapi khusus dan pasien beserta keluarga mau bekerjasama
dengan baik setiap dilakukan tindakan medis maupun keperawatan.
b
. Pola Kebiasaan Sehari-hari
No
|
Kebutuhan
|
Sebelum
MRS
|
Saat MRS
|
1
|
Nutrisi
a.
Pola
makan
b.
Pola
minum
|
Ø Frekuensi makan 3x
sehari
Ø Komposisi : nasi, lauk,
sayur
Ø Porsi : dihabiskan
Ø Minum air putih dan
kopi
Ø Air putih : 6-8 gelas
perhari
Kopi
: 2 gelas perhari
|
Ø Frekuensi makan 3x
sehari
Ø Komposisi : nasi, lauk,
sayur
Ø Porsi : dihabiskan ½
porsi
Ø Minum air putih dan teh
manis hangat
Ø Air putih : 6-8 gelas
perhari
Teh
manis hangat 1-2 gelas per hari
|
2
3
4
|
Istirahat
/ tidur
Eliminasi
a.
BAK
b.
BAB
Aktifitas
a. Gangguan dalam
pergerakan
|
Ø Siang : pasien
mengatakan jarang tidur siang karena harus bekerja
Ø Malam : ± 8 jam
Jam
: 21.00-05.00 WIB
Ø Bak : normal 4-5 x /
hari
Ø Warna kuning
Ø Konsistensi cair
Ø Tidak ada gangguan
Ø BAB 1x/ hari
Ø Warna : kuning
Ø Konsistensi : lunak
Ø Pasien melakukan aktifitas
di rumah tanpa gangguan
|
Ø Siang : 3-4 jam
Jam
: tidak teratur
Ø Malam : ± 8 jam
Jam
: 20.00- 04.00 WIB
Ø Bak : 7-8 x / hari
Ø Warna kuning
Ø Konsistensi cair
Ø Tidak ada gangguan
Ø BAB 1x / hari
Ø Warna: kuning
Ø Konsistensi : lunak
Ø Pasien tidak mengalami kesulitan
dalam bergerak
|
No
|
Kebutuhan
|
Sebelum MRS
|
Saat MRS
|
5
|
Kegiatan sehari-hari
Kebersihan
Cara mandi
Cara merawat gigi
Cara merawat rambut
Pakaian
|
pasien mengatakan pasien harus bekerja setiap hari
Mandi di kamar mandi 2x sehari
Gosok gigi dg pasta gigi 2x sehari
Dengan shampo 2 kali seminggu
Ganti pakaian setiap hari
|
Pasien istirahat atau tidur ditempat tidur
Diseka ditempat tidur 2x sehari oleh keluarga
Belum pernah gosok gigi
Belum pernah keramas
Ganti pakaian tiap hari
|
b.
Pola
sensori dan pengetahuan
Pasien mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya.
c.
Pola
ubungan interpersonal dan pasien
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan anggota
keluarganya sangat baik dan dan peran pasien dalam keluarga adalah sebagai
kepala keluarga.
d.
Pola
perspsi dan konsep diri ( gambaran diri, lokal, identitas, harga diri, dan
peran)
Pasien mengatakan bahwa pasien masih sakit dan istirahat
ditempat tidur, pasien pasrah dengan keadaanya saat ini.
e.
Pola
reproduksi dan seksualitas
Pasien mengatakan bahwa pasien telah menikah, dan
mempunyai 2 orang anak.
f.
Pola
managemen koping-stress
Pasien mengatakan setiap ada masalah, lalu bercerita
dengan istrinya.
g.
Sistem
nilai dan keyakinan
Pasien
mengatakan selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
B.
Data
Objektif
1.
Pemeriksaan
Umum
Keadaan
Umum : cukup
2.
TTV
Tekanan
Darah : 150/ 80 mmHg
nadi : 92 x/ menit
nadi : 92 x/ menit
RR : 20 x/ menit
Suhu : 38 oC
3.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Kepala
Inspeksi :
kulit kepala bersih, tidak ada lesi,
rambut berwarna hitam terdapat uban
Palpasi :
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b.
Wajah
Inspeksi :bentuk
wajah oval, tidak pucat, tidak sianosis, pasien menyeringai menahan rasa nyeri.
Palpasi :
turgor kulit elastis kembali dalam satu
detik
c.
Mata
Inspeksi :
simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis
Palpasi :
palpelbraw tidak oedema
d.
Hidung
Inpeksi :
lubang hidung simetris kanan dan kiri, septum nasal tepat berada di tengah, terkesan
bersih, tidak ada secret dan serumen.
Palpasi :
tidak ada polip
e.
Mulut
Inspeksi
Mulut : simetris atas dan bawah, mukosa
bibir terkesan kering, tidak ada stomatitis,tidak ada labio skisis, pallatum
terbentuk sempurna.
Gusi : tidak ada hiperemi dan hipertrofi
Lidah : tidak ada bashlag lidah
Gigi : tidak ada gigi carries dan
gigi tunggal
f.
Telinga
Inspeksi :
simetris kanan dan kiri,auricula terbentuk sempurna, tidak mengalami gangguan
pendengaran.
g.
Leher
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi
Palpasi : terdapat nadi karotis, tidak ada
hipertiroid, terdapat vena jugularis.
h.
Dada
Inspeksi : bentuk dada datar
Auskultasi :
tidak ada suara nafas tambahan seperti whezing, ronchi, rales, dan stridor,
pernafasan normal.
Perkusi :
sonor di daerah paru.
i.
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal
j.
Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdapat bising usus 10 x/ menit
Perkusi : redup
k.
Ekstremitas
§ Ektrimitas atas
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak
ada varises, jari lengkap, tidak ada sindaktile
dan polidaktile, pergerakan normal, terpasang infus RL pada tangan kanan, pada
ekstremitas terdapat oedema (plebitis) pasien tampak melindungi daerah yang
terasa nampak nyeri yaitu kaki kiri.
Palpasi
: oedema, akral teraba hangat.
§ Ektrimitas bawah
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada
varises, jari lengkap, tidak ada sindaktile dan polidaktile, terdapat luka pada
kaki kiri (DM) berwarna hitam kemerahan.
Palpasi : tidak oedema, luka terasa cekot-cekot saat
ditekan, akral teraba hangat.
l.
Genetalia
Jenis
kelamin laki-laki dan tidak dilakukan pengkajian.
m.
Anus
Tidak
dilakukan pengkajian.
n.
Pemeriksaan
muskuluskeletal
5 5
Ket : mampu menahan dan melawan.
o.
Pemeriksaan
neurologis
Kesadaran : compos metis
G
C S : 4 5 6
Ket : eye 4 respon
membuka mata
Verbal 5 orientasi baik
Motorik 6 mengikuti perintah
4.
Pemeriksaan
penunjung
Hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai
Normal
|
Darah lengkap
|
||
Hb
|
13,4
|
Lk 13,5 – 18,5
|
Pr 11,5 – 16-5 gr %
|
||
LED
|
28
|
Lk < 15/jam ; Pr
< 20/jam
|
Leucosyt
|
8600
|
4000 – 11.000 / mm3
|
Erytrosyt
|
5.900.000
|
Lk 3,9 – 6,5 juta/mm3
|
Granulosyt
|
65
|
43,0 – 76,0 %
|
Limposit
|
28
|
25 – 55
|
Monosyt
|
7
|
3 – 7
|
Trombosyt
|
269.000
|
150.000 – 450.000 / mm3
|
PVC
|
41,2
|
36 – 54 %
|
SGOT
|
14
|
(Lk < 37 ul) – (Pr
< 31 ul)
|
SGPT
|
20
|
(Lk < 40 ul) (Pr
< 31 ul)
|
Creatinin
|
0,93
|
(k 0,6-1,1 mg/dl)(pr 0,5-0,9
mg/dl
|
Ureum (bun)
|
14
|
(5-23 mg/dl)
|
Urid Acid
|
3,1
|
(k 0 3,4-7,0 mg/dl)(pr 0,5-0,9
mg/dl
|
Glukose acak
|
127
|
(70-140 mg/dl)
|
Cholesterol
|
214
|
(˂200mg/dl)
|
Tsi gliserida
|
268
|
(˂200/dl)
|
HDL cholesterol
|
43
|
(˃200/dl)
|
LDL cholesterol
|
117
|
150mg/dl
|
3.2 ANALISA
DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
2
|
Ds : pasien mengatakan badannya terasa panas dingin seperti terbakar.
Do
: - KU cukup
-
TTV
:
TD
: 150/80 mmHg
N : 92 x/ menit
RR : 20 x/ menit
Suhu
: 38ᴼC
-
akral
teraba hangat
-
Mukosa
bibir kering
Ds : pasien
mengatakan kaki kirinya terasa cenut-cenut.
Do : -
wajah pasien menyeringai menahan rasa nyeri.
-
Ekstremitas
bawah sebelah kiri terdapat luka ( DM) berwarna hitam kemerahan
-
Skala
nyeri 7
-
Pasien
tampak melindungi daerah yang terasa nyeri yaitu kaki kiri
|
Proses
infeksi
Inkontinuitas
jaringan
|
Hipertermi
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
1.
Diagnosa
Medis
Colic
abdomen
2.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi
b.
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan
3.
Penatalaksanaan
Terapi
1)
Infus
RL 20 Tpm
RL
1500 cc/ 24 jam
2)
Injeksi
Antrain 3 x 500 mg
3)
Injeksi
Kotorolac 3 x 30 mg
4)
Injeksi
Ranitidin 3 x 1 gr
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
No
|
Tujuan
|
Kriteria hasil
|
Masalah
|
Rencana keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien tidak
panas
|
1.TTV dan batas normal
2.KU baik
3.Pasien merasa nyaman
dan tenang
|
1.
Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi
|
1.
BHSP
2. Observasi TTV
3. Anjurkan keluarga
pasien dan pasien untuk minum
banyak
4. Berikan kompres hangat
untuk
merangsang penurunan panas atau demam
5. Pantau suhu
lingkungan, batasi linen tempat tidur sesuai
indikasi
6. Kolaborasi dengan tim
medis
|
1.
Pasien
dan keluarga kooperatif saat akan
dilakukan tindakan keperawatan
2.
Parameter
dan
deteksi dini
kesehatan
pasien
3.
Dengan
minum
maka kebutuhan
intake cairan dalam tubuh akan
terpenuhi dan
mencegah dihidrasi
4.
Air
hangat dapat menurunkan dan menstabilkan suhu tubuh secara
bertahap
5.
Mengurangi
resiko terjadinya kenaikan suhu tubuh pasien
6.
Mempercepat
proses penyembuhan pasien
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri dapat
berkurang sampai hilang
|
1.Rasa nyeri berkurang
atau hilang
2.Menunjukan ekspresi
wajah rileks
3.Dapat beristirahat
dengan nyaman
|
1.
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan
|
1.
Observasi
TTV
2.
Kaji
keluhan nyeri, perhatikan lokasi nyeri intensitas nyeri (skala 0-10 )
3.
Ajarkan
tekhnik relaksasi dengan menarik nafas dalam
4.
Ajarkan
pasien untuk melakukan distraksi nyeri
5.
Kolaborasi
tim medis dalam pemberian analgesik
|
1.
Parameter
dan
deteksi dini
kesehatan pasien
2.
Mengindentifikasi
kebutuhan untuk
intervensi dan
menjaga tanda -
tanda perkembangan atau resolusi komplikasi
3.
Meningkatkan
relaksasi dan
perasaan sehat
4.
Dengan
melakukan aktifitas lain, pasien dapat melupakan perhatianya terhadap rasa
nyeri yang dialaminya
5.
Memberikan
penurun nyeri
|
3.4
IMPLEMENTASI
Tanggal
|
Jam
|
No
DX
|
Implementasi
|
30
juli 2013
|
15.15
WIB
16.00
WIB
18.30
WIb
|
1
2
1
1
|
1.
BHSP
dengan salam, senyum, dan sapa dengan pasien dan keluarga pasien
2.
Observasi
TTV
Tekanan
darah : 150/ 80 mmHg
Nadi : 92 x/ menit
RR : 20 x/ menit
Suhu : 38ᴼ C
3.
Menganjurkan
pada pasien dan keluarga pasien untuk minum banyak ± 2000 cc/ hari
1.
Memberikan
kompres hangat untuk merangsang penuruna panas tubuh
2.
Memantau
linen yang digunakan pasien, menganjurkan untuk tidak menggunakan kain yang
tebal sebagai selimut.
1.
Kolaborasi
dengan tim medis
Infus RL 20 Tpm
Antrain 500 mg
Ketorolac 30 mg
Ranitidin 1 gr
|
30
juli 2013
|
15.30
WIB
18.30
|
2
2
|
1.
Mengkaji
keluhan nyeri , lokasi nyeri, dan intensitas nyeri. Skala nyeri 7
2.
Mengajarkan
teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam saat nyeri timbul
3.
Melakukan
distraksi nyeri, mengajak pasien ngobrol dan bercanda
1.
Kolaborasi
dengan tim medis
Infus RL 20 Tpm
Antrain
500 mg
Ketorolac
30 mg
Ranitidin
1 gr
|
3.5
Evaluasi
Tanggal
|
Jam
|
No DX
|
Evaluasi
|
30 juli
2013
|
20.00
WIB
|
1
|
S :
pasien mengatakan bahwa badanya masih terasa panas
O : -
KU cukup
-
TTV
TD : 140/ 90 mmgH
N : 84x / menit
RR : 20x / menit
S : 37,3 ᴼC
-
Akral
teraba hangat
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-
Observasi
TTV
-
Berikan
kompres hangat
-
Kolaborasi
dengan tim medis
|
30 juli
2013
|
20.00
WIB
|
2
|
S :
pasien mengatakan kaki kirinya masih tersa cenut-cenut, namun sudah berkurang
dari pada sebelumnya
O :
-
Wajah
pasien menyeringai menahan rasa nyeri
-
Ekstremitas
bawah, kaki sebelah kiri terdapat luka tampak hitam kemerahan
-
Skala
nyeri 5
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
-
Kaji
keluhan nyeri,lokasi dan intensitas nyeri
-
Ajarkan
teknik relaksasi nafas dalam
-
Lakukan
distraksi nyeri
-
Kolaborasi
dengan tim medis
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mempelajari dan memahami
tentang teori dan praktik di lapangan, penyusun dapat menemukan kesenjangan
yang terjadi, diantaranya:
1.
Pengobatan
dan terapi
Pengobatan
yang digunakan dalam teori adalah jenis dari obat- obatan hipoglikemik oral (OHO), yaitu :
1) Sulfonilurea
2) Binguanid
3) Inhibitor
Glukosidase
4) Insulin
Sensitizing Agen
Sedangkan dalam praktik menggunakan
obat- obat melaui injeksi, yaitu:
1)
Infus
RL 20 Tpm
RL
1500 cc/ 24 jam
2)
Injeksi
Antrain 3 x 500 mg
3)
Injeksi
Kotorolac 3 x 30 mg
4)
Injeksi
Ranitidin 3 x 1 gr
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan
pada Tn. W umur 53 tahun dengan diabetes mellitus, didapatkan kesimpulan dengan
diagnosa:
1)
Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi
Dari diagnosa pertama didapatkan data dari pasien
yaitu pasien mengatakan badannya terasa panas dingin seperti terbakar,
sedangkan dari hasil pemeriksaan didapatkan data, yaitu keadaan umum pasien
cukup, TTV dengan hasil tekanan darah 150/ 80 mmHg, nadi 92 x/ menit,
pernafasan 20 x/ menit, suhu tubuh 38 OC, akral pasien teraba
hangat, mukosa bibir terkesan kering.
2)
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan
Dari diagnosa kedua didapatkan data dari pasien
yaitu pasien mengatakan kaki kirinya terasa cenut- cenut, sedangkan dari
pemeriksaan didapatkan data yaitu wajah pasien tampak menyeringai menahan rasa
nyeri, ekstremitas bawah sebelah kiri terdapat luka DM berwarna hitam
kemerahan, skala nyeri 7, pasien tampak melindungi daerah yang terasa nyeri
yaitu kaki kiri.
Dari data yang didapatkan saat melakukan Asuhan Keperawatan
dapat disimpulkan bahwa Tn. W umur 53 tahun benar-benar menderita diabetes
mellitus.
5.2
SARAN
5.2.1
Penyusun
Tentu
dalam laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari kualitas maupun
kuantitas, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak dan semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
5.2.2
Institusi
Peran institusi dalam pembuatan laporan ini juga
sangat berperan penting. Dimana bimbingan yang telah diberikan membuat penyusun
mengerti tentang bagaimana cara penyusunan asuhan keperawatan dengan benar.
Saran untuk institusi adalah untuk lebih baik dalam membimbing anak didiknya
agar menjadi lebih baik lagi.
5.2.3
Lahan Praktek
Selain
peran institusi, peran lahan praktik dalam penyelesaian laporan ini juga sangat
penting. Dimana bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penyusun membuat penyusun mempunyai banyak
pengetahuan baru. Namun, dalam memberikan bimbingan terkadang sangat sulit
karena terhalangnya kesibukan para pembimbing dan sempitnya waktu yang ada,
sehingga bimbingan yang diberikan kepada para mahasiswa kurang maksimal.
5.2.4
Pasien
Peran terpenting dalam terselesainya laporan ini
tentunya adalah pasien. Tanpa adanya pasien tentu laporan ini tidak akan
menjadi sebuah laporan. Saran untuk pasien yang ingin penyusun sampaikan hanyalah sebatas agar pasien dapat
lebih kooperatif dengan penyusun, agar hubungan antara pasien dengan penyusun
dapat terjalin lebih baik lagi, sehingga penyusun dapat memberikan asuhan
keperawatan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Making
Pregnency Safer(MPS). Jakarta: Depkes RI 2007
Doenges, ME. (1999). Rencana
Asuhan Keperawatan (Edisi
ketiga). Jakarta: EGC
Hartanto. (2007). Diagnosis Diabetes Mellitus. URL : http://www.
infopenyakit. com/ 2008/ 03/ penyakit-diabetes-mellitus-dm.html,
diakses 20 September 2010.
Lismidar, dkk. (2005). Proses
Keperawatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Medical Record RSUD. (2010). Prevalensi Diabetes
Melllitus. NAD: Aceh Utara.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (Edisi ketiga jilid 1). Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia
Prince, A. Sylvia.
(2005). Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit (Edisi
4). Jakarta: EGC
Smeltzer. (2001). Keperawatan
Medikal Bedah (Edisi
kedelapan). Jakarta: EGC.
Soeatmaji, R. (2006). Perawatan
Luka Gangren (Edisi Dua). Jakarta: Gramedia Utama.
Soeatmaji, Y. (2008). Gangren Diabetikum. Jakarta:
Indo Setia Budi.
Supari, A. (2007). Ilmu
Perawatan Penyakit Metabolik. Jakarta: EGC.
Yustanti. (2008). Gastroenterologi Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. URL : http://www.
info penyakit. com/2009/08/penyakit-diabetes-mellitus.html, diakses 20 September 2010.
Comments
Post a Comment